Jakarta, CNN Indonesia

Harga minyak turun pada awal perdagangan Rabu (17/4) karena permintaan global dikhawatirkan berkurang usai data ekonomi China terbaru tak begitu cemerlang.

Selain itu, pasar juga menduga suku bunga acuan di Amerika Serikat (AS) belum akan dipangkas dalam waktu dekat. Ketakutan pasar soal proyeksi turunnya permintaan ini melebihi kekhawatiran meningkatnya ketegangan di Timur Tengah usai Iran balas menyerang Israel.

Minyak mentah berjangka Brent turun 7 sen atau 0,1 persen menjadi US$89,16 per barel. Sementara, minyak mentah berjangka WTI AS juga turun 10 sen atau 0,1 persen menjadi US$85,26 per barel.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kekhawatiran terkait permintaan meningkat karena ekspektasi penurunan suku bunga AS kemungkinan akan tertunda dan data ekonomi Tiongkok yang lebih lemah dari perkiraan,” kata Presiden NS Trading Hiroyuki Kikukawa kepada Reuters, Rabu (17/4).

Di Tiongkok, negara importir minyak terbesar di dunia, perekonomian tumbuh lebih cepat dari perkiraan pada kuartal pertama 2024. Namun, beberapa indikator seperti investasi properti, penjualan ritel dan output industri, menunjukkan bahwa permintaan dalam negeri masih lemah, sehingga membebani momentum secara keseluruhan.

Sedangkan di AS, angka inflasi lebih kuat dari perkiraan analis. Bank Sentral AS (The Fed) kemungkinan akan untuk memangkas suku bunga, hingga benar-benar yakin inflasi berada di jalur menuju 2 persen.

Soal ketegangan Iran vs Israel, para analis menilai serangan rudal dan pesawat tak berawak Iran yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel, kemungkinan tidak akan mendorong tindakan sanksi dramatis terhadap ekspor minyak Iran dari pemerintahan Joe Biden.

[Gambas:Video CNN]

(pta/pta)






Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *