Jakarta, CNN Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total utang masyarakat di paylater tembus Rp6,13 triliun per Maret 2024 atau meningkat 23,90 persen dibandingkan Maret 2023.

Sementara itu, pembiayaan bermasalah paylater yang tercermin dari NPF (Non Performing Financing) tercatat sebesar 3,15 persen (gross) dan NPF Nett sebesar 0,59 persen.

“Outstanding piutang pembiayaan Perusahaan Pembiayaan BNPL (Buy Now Pay Later) per Maret 2024 sebesar Rp6,13 triliun,” ujar Kepala Eksekutif Pengawasan Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, LKM dan LJK Lainnya OJK Agusman dalam keterangan tertulis, Selasa (14/5).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Agusman, total piutang di paylater akan terus bertambah seiring dengan pertumbuhan pengguna layanan ini. Sebab, syarat menjadi pengguna paylater lebih mudah dibandingkan kartu kredit perbankan.

Selain itu, penggunaan paylater untuk transaksi online di berbagai platform e-commerce yang juga mengalami pertumbuhan pengguna.

“Kinerja dan pertumbuhan PP BNPL diproyeksikan akan terus meningkat seiring berkembangnya teknologi yang memudahkan masyarakat untuk melakukan transaksi belanja secara online,” jelasnya.

Sementara, piutang pada perusahaan pembiayaan untuk kendaraan bermotor tumbuh sebesar 14,19 persen (yoy) dan 3,75 persen (ytd) pada kuartal I 2024. Artinya, penjualan kendaraan bermotor masih tetap tumbuh yang tercermin dari nilai outstanding piutang pembiayaannya.

Namun, OJK menilai tetap melihat dampak penurunan penjualan kendaraan baru di awal tahun ini seperti yang disampaikan oleh Gaikindo.

“OJK akan tetap memonitor dampak penurunan penjualan kendaraan bermotor ini kepada kinerja industri pembiayaan dan meminta perusahaan untuk melakukan langkah-langkah mitigasi yang diperlukan,” pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/pta)






Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *