Jakarta, CNN Indonesia

Harga minyak kembali tergelincir pada Rabu (27/3) pagi imbas proyeksi stok minyak mentah AS, pengguna minyak terbesar di dunia, melonjak. Selain itu, tidak ada tanda-tanda produsen besar akan mengubah kebijakan produksi dalam pertemuan teknis pekan depan.

Dilansir Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent untuk Mei turun 69 sen, atau 0,8 persen, menjadi US$85,56 per barel pada pukul 01.50 GMT. Kontrak Mei akan berakhir pada Kamis dan kontrak Juni yang lebih aktif diperdagangkan turun 60 sen, atau 0,7 persen, ke US$85,03.

Pelemahan juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Mei sebesar 55 sen, atau 0,7 persen, menjadi US$81,07.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan sumber Reuters yang mengutip mengutip angka American Petroleum Institute, persediaan minyak mentah Negeri Paman Sam naik 9,3 juta barel dalam pekan yang berakhir 22 Maret.

Stok sulingan juga naik 531 ribu barel. Sementara, stok bensin turun 4,4 juta barel. Data resmi pemerintah akan dipublikasikan pada Rabu pukul 10:30 EDT (1430 GMT).

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia (OPEC+) kemungkinan tidak akan melakukan perubahan kebijakan produksi minyak sampai pertemuan tingkat menteri pada Juni

Hal itu disampaikan tiga sumber OPEC+ kepada Reuters menjelang pertemuan minggu depan.

Kelompok ini akan mengadakan pertemuan online Komite Pemantau Bersama Kementerian pada 3 April untuk meninjau pasar dan penerapan pengurangan produksi oleh anggotanya.

Awal bulan ini, anggota OPEC+ sepakat untuk memperpanjang pengurangan produksi sekitar 2,2 juta barel per hari hingga akhir Juni.

Rusia telah memerintahkan perusahaan-perusahaan untuk mengurangi produksi mereka untuk memenuhi target dan kementerian perminyakan Irak mengatakan pada tanggal 18 Maret bahwa mereka akan mengurangi ekspornya sebagai kompensasi atas produksi yang melebihi batas kuota.

Dengan diumumkannya pembatasan ini, kemampuan OPEC dan OPEC+ yang lebih luas untuk mematuhi pemotongan tersebut dipertanyakan.

Survei Reuters mencatat OPEC melampaui targetnya sebesar 190 ribu barel per hari pada Februari, dengan Irak di antara produsen yang melebihi target tersebut.

“Pedagang juga mengamati anggota OPEC untuk mencari tanda-tanda bahwa mereka mungkin mengubah pendirian mereka terhadap kuota produksi,” ujar Analis ANZ dalam laporannya.

[Gambas:Video CNN]

(sfr/sfr)






Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *